Sunday, 22 November 2015

Biaya Membuat Adaptor 12 Volt Sederhana

Skema rangkaian yang akan dibuat


Mampu memasok 1 Ampere
Alat dan Bahan :
  • PCB bolong = Rp 10.000,-
  • 4 Dioda 1N4001 = Rp 1.000,-
  • IC Regulator LM7812 = Rp 5.000,-
  • Trafo 1a = Rp 25.000,-
  • Elco 1000uf - 4700uf / 16 volt = Rp 3.000,-
  • Elco 1uf / 16 volt = Rp 1.000,-
  • Condensator Keramik  100nf = Rp 200
  • Jumper - secukupnya
Total Biaya = Rp 45.200.-


Tuesday, 17 November 2015

PENGHEMAT LISTRIK

Sebenarnya secara sederhana alat penghemat listrik dapat dibuat oleh semua orang, namun karena kurang taunya tentang cara membuat alat penghemat listrik maka banyak yang saat ini belum membuat alat penghemat listrik.
cara membuat alat penghemat listrikUntuk cara membuat alat penghemat listrik dibutuhkan beberapa komponen elektronik. Komponen tersebut diantaranya adalah seperti: 
  • Box powersupply berukuran sedang yg terbuat dari bahan plastik,
  • 1 buah kabel power cpu,
  • Lampu setrika,
  • Holder Fuse/sekring bersama fuse 4-5A dan
  • 1 buah Capasitor tegangan tinggi ukuran 10Uf 450volt AC
Biaya pembuatan:
  • box powersupply : Rp 30.000,00
  • 1 kabel power cpu : Rp 9.000,00
  • lampu = Rp 1000,00
  • sekring fuse 4-5A = Rp 1000,00
  • 1 kapasitor 10uf 450v ac = Rp 30000.00
Total pengeluaran biaya = Rp 41.000,00

Dengan beberapa komponen tersebut maka Anda sudah bisa merangkai alat penghemat listrik seperti gambar diatas.

Sumber : http://www.hematlistrik.net/cara-membuat-alat-penghemat-listrik/

ALAT PENGUSIR TIKUS

   Rangkaian elektronika pengusir tikus bisa jadi alat alternatif yang cukup ampuh untuk mengusir tikus-tikus yang mungkin banyak tinggal di rumah kita. Dengan memakai alat pengusir tikus elektronik ini, kita tidak usah takut akan adanya efek samping yang diakibatkan dari sekian banyak metode pengusiran tikus yang lain.
   Alat ini cukup praktis, ringan dan sangat portable juga tidak menimbulkan bau seperti racun tikus pada umumnya. Disamping itu alat ini terbilang murah dari yang lainnya, karena cukup sekali membuat anda sudah bisa menggunakannya berulang kali tanpa harus mengeluarkan uang banyak.

Berikut gambar rangkaiannya  :
rangkaian pengusir tikus

   Daftar komponen selengkapnya yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian elektronika pengusir tikus elektronik ini yaitu : 

resistor r1 : 1k8 
resistor r2 : 1k 
resistor r3 : 5k6 
resistor r4 : 480r 
kapasitor c1 : 2, 2nf 
kapasitor sc2 : 0, 022uf/6v 
ic : 555 
transistor q : sc1162 
speaker 4 ohm 

Biaya yang dibutuhkan :
resistor 1k8 = Rp 100,-
resistor 1k   = Rp 100,-
resistor 5k6 = Rp 100,-
resistor 480r = Rp 100,-
kapasitor 2,2nf = Rp 1000,-
kapasitor 0.022uf/6v = Rp 5000,-
ic 555 = Rp 1500
transistor sc1162 = Rp7000,00
speaker 4 ohm = Rp 30000,-

total = Rp 44900,00,-
 
   Cara kerjanya adalah dengan memancarkan gelombang suara ultrasonik yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitar, karena suara ultrasonik yang di hasilkan sangatlah rendah sehingga tidak akan mengganggu pendengaran manusia namun cukup ampuh untuk mengusir tikus. Untuk penggunaannyapun sangat mudah yakni tinggal colokkan alat ini ke stop kontak listrik maka otomatis alat ini akan bekerja.
 

sumber http://elektronika-info.blogspot.com/2013/08/rangkaian-elektronika-sederhana.html dan http://www.usirtikus.com/

Friday, 16 October 2015

ALIRAN UANG (CASH FLOW) DAN PENYUSUNANNYA


Pengertian :

Aliran Uang (Cash Flow) adalah sejumlah uang kas yang keluar dan masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan serta saldo dalam setiap periode.

Fungsi :
  • Likuiditas : Dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat, tanpa pengurangan investasi awal.
  • Anti Inflasi : Dana yang tersimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli dimasa datang yang dapat dicairkan secara cepat.
  • Capital Growth : Dana yang diperuntukan untuk penambahan atau perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Cash Flow yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi 3 kelompok :
  • Initial Cash Flow : Aliran uang yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi. Dapat dikatakan sebagai Cash Out Flow.
  • Operational Cash Flow : Aliran uang yang berkaitan dengan oprasional proyek. Termasuk dalam Cash In Flow dan Cash Out Flow.
  • Terminal Cash Flow : Aliran uang yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (residu).

Keterbatasan :
  • Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukkan dalam cash flow hanya yang bersifat tunai.
  • Perusahaan hanya terpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
  • Terhambatnya cash flow akibat adanya perubahan pada situasi internal maupun eksternal karena manager hanya terfokus pada cash budget.
Manfaat :
  • Memberikan seluruh rencana penerimaan uang yang berhubungan dengan rencana keungan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan uang.
  • Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengambilan kredit.
  • Membantu manager untuk mengambil kebijakan financial.
  • Untuk kreditur dapat melihat kinerja perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan.

Langkah Penyusunan :
  1. Menentukan minimum uang.
  2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
  3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi defisit dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
  4. Menyusun kembali seluruh penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget cash.


Sumber : https://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/05/24/manajemen-keuangancash-flow/

Friday, 8 May 2015

ETIKA

ETIKA


LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan jaman, sebagian besar dari masyarakat Indonesia terpengaruh dengan pergaulan, budaya dan teknologi yang berkembang, hal ini menyebabkan kenegatifan generasi muda saat ini.
Atas dasar itu, pendidikan etika dalam bermasyarakat terhadap generasi muda penting diberikan dan diberlakukan. Karena merekalah yang akan menjadi penerus bangsa pengatur kehidupan bermasyarakat menjadi lebih maju.

TUJUAN

  • Pengertian dari etika.
  • Perbedaan dari etika dan etiket.
  • Pengertian dari macam – macam etika.
  • Hubungan antara etika dan moral.
  • Perbedaan etika dan etiket

RUMUSAN MASALAH

  • Apakah pengertian etika?
  • Apakah perbedaan dari etika dan etiket?
  • Apa saja macam – macam etika?
  • Bagaimanakah hubungan antara etika dan moral?
  • Bagaimanakah penerapan etika dalam kehidupan sehari – hari? 


ISI

 

Pengertian Etika

            Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno “Etho”, dalam bentuk tunggal memiliki banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan, adat; akhlak , watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak: adat kebiasaan. Oleh Aristoteles istilah Etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi jika diambil dari asal usul kata maka etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
            Ada juga yang mengatakan, Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 1998, etika adalah: nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya; kumpulan asas atau nilai moral; ilmu tentang yang baik atau buruk.
            Etika adalah ilmu yang bersifat normative dan yang menganut metode pendekatan yang bersifat prespektif. Menurut ilmuwan yang bergerak dibidang sains, yaitu bahwa etika melakukan pendekatan serta analisa yang tidak ilmiah, tidak rasional, tidak relevan dan sewenang wenang. Ilmiah disini adalah, ia mempunyai asumsi-asumsi yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan , ia melakukan analisi secara rasional, logis dan jernih, dan melakukan pendekatan masalah secara konsisten, koheran dan sistimatis.
            Sesuai dengan hakekat dan fungsinya, etika adalah ilmu yang secara ilmiah bertugas untuk melakukan penilaian terhadap kenyataan dan bertujuan untuk membantu manusia ketika ia harus memilih dan mengambil keputusan mengenai apa yang benar dan salah apa yang baik dan jahat, bahkan apa yang tepat dan tidak tepat bagi tinfakan manusia, baik secara individual ataupun secara kelompok.
Menurut para ahli:
 Menurut Prof.Dr.Ahmad Amin,Etika yang berasal dari bahasa Yunani “Ethos”,yaitu segala perbuatan yang timbul dari orang yang melakukan sesuatu dengan ikhtiar dan sengaja,dan pada waktu melakukannya ia mengetahui apa yang ia perbuat.
Sedangkan menurut Abudin nata,etika adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk dan menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy). Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika . Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.

Perbedaan Etika Etiket

Dari sumber lain mengatakan, Etika berbeda dengan etiket. Yang terakhir ini berasal dari kata Inggris etiquette, yang berarti sopan santun. Perbedaannya, antara lain: etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan, etika menunjukkan norma tentang perbuatan itu. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, etika berlaku baik saat sendiri maupun dalam kaitannya dengan lingkup sosial. Etiket bersifat relatif, tergantung pada kebudayaan, etika lebih absolut. Etiket hanya berkaitan dengan segi lahiriyah, etika menyangkut segi batiniah. Moralitas merupakan suatu fenomena manusiawi yang universal, menjadi ciri yang membedakan manusia dari binatang. Pada binatang tidak ada kesadaran tentang baik dan buruk, yang boleh dan yang dilarang, tentang yang harus dan tidak pantas dilakukan. Keharusan memunyai dua macam arti: keharusan alamiah (terjadi dengan sendirinya sesuai hukum alam) dan keharusan moral (hukum yang mewajibkan manusia melakukan atau tidak melakukan sesuatu).

Macam – Macam Etika

A. Etika deskriptif

Hanya melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas. Misal, adat kebiasaan suatu kelompok, tanpa memberikan penilaian. Etika deskriptif memelajari moralitas yang terdapat pada kebudayaan tertentu, dalam periode tertentu.

B. Etika normatif

Etika yang tidak hanya melukiskan, melainkan melakukan penilaian (preskriptif: memerintahkan). Untuk itu ia mengadakan argumentasi, alasan-alasan mengapa sesuatu dianggap baik atau buruk

C. Metaetika

Meta berati melampaui atau melebihi. Yang dibahas bukanlah moralitas secara langsung, melainkan ucapan-ucapan kita di bidang moralitas. Metaetika bergerak pada tataran bahasa, atau memelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis. Dalam dunia modern terdapat terutama tiga situasi etis yang menonjol. Pertama, pluralisme moral, yang timbul berkat globalisasi dan teknologi komunikasi. Bagaimana seseorang dari suatu kebudayaan harus berperilaku dalam kebudayaan lain. ini menyangkut lingkup pribadi. Kedua, masalah etis baru yang dulu tidak terduga, terutama yang dibangkitkan oleh adanya temuan-temuan dalam teknologi, misalnya dalam biomedis. Ketiga, adanya kepedulian etis yang universal, misalnya dengan dideklarasikannya HAM oleh PBB pada 10 Desember 1948.

D. Moral dan Hukum

Hukum dijiwai oleh moralitas, moral juga membutuhkan hukum agar tidak mengawang-awang saja dan agar berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Sedikitnya ada empat perbedaan antara moral dan hukum.
Pertama, hukum lebih dikodifikasi daripada moralitas, artinya dituliskan dan secara sistematis disusun dalam undang-undang. Karena itu hukum memunyai kepastian lebih besar dan lebih objektif. Sebaliknya, moral lebih subjektif dan perlu banyak diskusi untuk menentukan etis tidaknya suatu perbuatan.
Kedua, hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah, sedangkan moral menyangkut juga aspek batiniah.
Ketiga, sanksi dalam hukum dapat dipaksakan, misalnya orang yang mencuri dipenjara. Sedangkan moral sanksinya lebih bersifat ke dalam, misalnya hati nurani yang tidak tenang, biarpun perbuatan itu tidak diketahui oleh orang lain. Kalau perbuatan tidak baik itu diketahui umum, sanksinya akan lebih berat, misalnya rasa malu.
Keempat, hukum dapat diputuskan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara. Tetapi moralitas tidak dapat diputuskan baik-buruknya oleh masyarakat. Moral menilai hukum dan bukan sebaliknya.

E. Etika Filosofis

Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat. Berikut akan dijelaskan dua sifat etika.
Non-empiris
Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang kongkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala kongkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang kongkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Praktis
Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu yang ada. Etika tidak bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, sambil melihat teori-teori etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya.

F. Etika Teologis

Ada dua hal yang berkaitan dengan etika teologis. Pertama, etika teologis bukan hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena itu banyak unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat dimengerti setelah memahami etika secara umum. Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi teologis . Definisi tersebut menjadi kriteria pembeda antara etika filosofis dan etika teologis. Setiap agama dapat memiliki etika teologisnya yang unik berdasarkan apa yang diyakini dan menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, antara agama yang satu dengan yang lain dapat memiliki perbedaan di dalam merumuskan etika teologisnya.

G. Relasi Etika Filosofis Dan Etika Teologis

Terdapat perdebatan mengenai posisi etika filosofis dan etika teologis di dalam ranah etika. Sepanjang sejarah pertemuan antara kedua etika ini, ada tiga jawaban menonjol yang dikemukakan, yaitu. 
Tanggapan ini berasal dari Augustinus (354-430) yang menyatakan bahwa etika teologis bertugas untuk merevisi, yaitu mengoreksi dan memperbaiki etika filosofis.
Jawaban ini dikemukakan oleh Thomas Aquinas (1225-1274) yang menyintesiskan etika filosofis dan etika teologis sedemikian rupa, hingga kedua jenis etika ini, dengan mempertahankan identitas masing-masing, menjadi suatu entitas baru. Hasilnya adalah etika filosofis menjadi lapisan bawah yang bersifat umum, sedangkan etika teologis menjadi lapisan atas yang bersifat khusus.
Jawaban ini diberikan oleh F.E.D. Schleiermacher (1768-1834) yang menganggap etika teologis dan etika filosofis sebagai gejala-gejala yang sejajar. Hal tersebut dapat diumpamakan seperti sepasang rel kereta api yang sejajar. Mengenai pandangan-pandangan di atas, ada beberapa keberatan. Mengenai pandangan Augustinus, dapat dilihat dengan jelas bahwa etika filosofis tidak dihormati setingkat dengan etika teologis. Terhadap pandangan Thomas Aquinas, kritik yang dilancarkan juga sama yaitu belum dihormatinya etika filosofis yang setara dengan etika teologis, walaupun kedudukan etika filosofis telah diperkuat. Terakhir, terhadap pandangan Schleiermacher, diberikan kritik bahwa meskipun keduanya telah dianggap setingkat namun belum ada pertemuan di antara mereka. Ada pendapat lain yang menyatakan perlunya suatu hubungan yang dialogis antara keduanya. Dengan hubungan dialogis ini maka relasi keduanya dapat terjalin dan bukan hanya saling menatap dari dua horizon yang paralel saja. Selanjutnya diharapkan dari hubungan yang dialogis ini dapat dicapai suatu tujuan bersama yang mulia, yaitu membantu manusia dalam bagaimana ia seharusnya hidup.

Hubungan Etika Dan Moral

            Secara etimologi moral berasal dari bahasa latin,mores yaitu jamak dari kata mos berarti adat kebiasaan.
Abudin nata mengatakan bahwa moral merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat,perangai,kehendak,atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar,salah,baik atau buruk.
            Dapat dipahami bahwa moral merupakan stadar atau batasan terhadap aktivitas yang dilakukan seorang manusia dengan nilai baik,buruk atau benar,salah sehingga dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui jika seseorang dikatakan bermoral maka yang dimaksud adalah baha orang itu tingkah lakunya baik dan sesuai dengan tuntutan agama.sebaliknya jika seseorang dikatakan tidak bermoral maka yang dimaksud adalah orang tersebut bertingkah laku yang tidak baikdan brtentangan dengan ajaran agama.

Hubungan antara Etika dan Moral

  1. Etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan,tingkah laku,sifat dan perangai yang baik.
  2. Etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harkat kemanusiaannya.
  3. Etika dan moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap,statis,dan konstan tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang.Untuk pengembangan potensi positif tersebut diperlukan pendidikan,pembiasaan,dan keteladanan serta dukungan lingkungan mulai dari lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat secaraterus menerus,berkesinambungan dengan tingkat konsistensi tinggi.
  4. Persamaan keduanya terletak pada fungsi dan peran yaitu menentukan hokum atau nilai dari suatu perbuatan manusia untuk ditetapkan baik atau buruk.

Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal:
  • Objek:yaitu perbuatan manusia
  • Ukuran: yaitu baik dan buruk
  • Tujuan:membentuk kepribadian manusia

Selain ada persamaan antara etika dan moral sebagaimana diuraikan diatas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi cirri khas masing-masing yaitu:
  • Sifat pemikiran:

Etika bersifat teoritis.
Moral bersifat praktis.
  • Pandangan mengenai tingkah laku

Etika memandang tingkah laku manusia secara umum.
Moral memandang tingkah laku manusia secara khusus.

Penerapan Etika Dalam Kehidupan Sehari – Hari

Dalam Bermasyarakat

  • Seorang anak harus menghormati orang tua,berbakti kepada orang tua dan taat pada orang tua.Karna orang tua kita telah melahirkan,membesarkan kita dari kecil hingga dewasa yang penuh kasih dan sayang.
  • Kewajiban seorang anak hanya membalasnya dengan tingkah laku dan sikap yang baik terhadap orang tua,membahagiakan atau membanggakan orang tua melalui prestasi dan keberhasilan.
  • Ikhlas dan mencari yang hak serta melepaskan diri dari nafsu di   saat berbeda pendapat.
  • Menghindari sikap ingin tampil dan membela diri dan nafsu.

  • Tidak memperuncing perselisihan, yaitu denga cara menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya dengan tafsiran yang baik.
  • Tidak mudah menyalahkan orang lain, kecuali sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan secara matang.
  • Hindari permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.
  •  Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan, bantah membantah dan kasar menghadapi lawan.

  • Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka cacat.
  • Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka, lalu   pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang sepantasnya.
  • Mendudukkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing dari mereka   diberi hak dan dihargai.
  • Perhatikanlah mereka, kenalilah keadaan dan kondisi mereka, dan tanyakanlah keadaan mereka.
  • Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain. Berbicaralah kepada mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka.
  • Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai mereka.
  • Memaafkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari kesalahankesalahannya dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.
  • Dengarkanlah pembicaraan mereka dan hindarilah perdebatan dan bantah membantah dengan mereka.
  • Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur.
  • Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
  • Tidak mengganggu, yaitu tidak membuang kotoran, sisa makanan di jalan-jalan manusia, dan tidak buang air besar atau kecil di situ atau di tempat yang dijadikan tempat mereka bernaung.

  • Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
  • Beramar ma`ruf dan nahi munkar. Ini juga wajib dilakukan oleh  setiap muslim, masing-masing sesuai kemampuannya.
  • Menunjukkan orang yang tersesat (salah jalan), memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan dan menegur orang yang berbuat keliru serta membela orang yang teraniaya.

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat bandsuku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

Dalam Tempat Kerja

Tempat kerja adalah suatu tempat dimana pekerja bekerja  dan melakukan proses produksi setiap harinya. Bagi kapitalis, tempat kerja adalah tempat dimana keuntungan dihasilkan. Kapitalis menciptakan berbagai macam alat untuk mengontrol buruh, dan kontrol yang ketat dan meeksploitasi para pekerjanya.Tempat kerja adalah suatu tempat dimana keluhan, kemarahan dan tuntutan para buruh muncul dan terus meningkat.Tempat kerja adalah pertarungan terdepan dari aktivitas serikat buruh dan gerakan buruh.
Janganlah mengenakan pakaian kantor yang terlalu seksi dan terbuka jika di kantor terdapat peraturan mengenakan pakaian tertutup. Jangan sampai atasan dan rekan kerja gerah melihat pakaian anda yang terkesan seksi. Tampil modis dan bergaya tanpa membuka aurat yang seharusnya tertutup.
Ketika anda menerima atau menelepon menggunakan fasilitas kantor, hendaknya bukan digunakan untuk urusan pribadi. Kalaupun anda kepepet menggunakan fasilitas telepon untuk keperluan pribadi, jangan menggunakan line telepon terlalu lama. Apabila anda bekerja sebagai costumer services suatu perusahaan, hendaknya selalu menyapa dengan sopan setiap ada telepon masuk.
Di kantor, anda tak hanya bekerja pada atasan saja. Anda pun memiliki rekan kerja yang mungkin saja seruangan dengan anda. Janganlah menjadi seorang pekerja yang masam. Ketika anda datang, sapalah seluruh rekan kerja anda dengan senyum ramah.

Kesimpulan

  • Etika dan Moral saling berhubungan, mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangkai yang baik.
  • Penerapan Etika bisa meliputi dalam wadah keluarga,masyarakat dan tempat kerja.
  • Etika lebih bersifat umum sedangkan Moral bersifat khusus.
  • Etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk.Perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika karena berasal dari hasil berfikir.
  • Moral meski sering digunakan juga untuk menyebut akhlak atau etika tetapi tekanannya pada sikap seseorang terhadap nilai baik-buruk, sehingga moral sering dihubungkan dengan kesusilaan atau perilaku susila. Jika etika masih ada dalam tataran konsep maka moral sudah ada pada tataran terapan.
  • Dilihat dari segi sumbernya,etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak,absolute dan tidak pula universal.ia terbatas,dapat berubah,dapatmemiliki kekurangan,kelebihan dan sebagainya.
  • Dilihat dari segi fungsinya,etika berfungsi sebagai penilai,penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakuka oleh mnusia,yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik buruk,mulia,terhormat,hina dan sebagainya.Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilakuyang dilaksanakan oleh manusia.

  

DAFTAR PUSTAKA

Supardan. 1996. Ilmu Teknologi dan Etika. Jakarta : Gunung Mulia
Teichman, Jenny.1957.Etika Sosial – Pustaka Filsafat.Yogyakarta : Kansius
Bertens.2007.Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Kuntowijoyo.1987.Budaya dan Masyarakat.Yogyakarta
Magnis-Suseno,Franz.1984.Etika Umum.Yogyakarta
Sudjoko,dkk.2008.Pendidikan Lingkungan Hidup.Jakarta: Universitas Terbuka
Walpole,R.E.1992.Pengantar Statistika.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.