Thursday 16 January 2014

Museum Keraton Kasepuhan Cirebon

Keraton Kasepuhan adalah keraton terutua di Kota Cirebon, fungsi dari keraton ini sangatlah penting pada perkembangan dan kejayaan Kota Cirebon. Berikut akan saya paparkan sekilas sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon.

            Keraton Kasepuhan didirikan pada tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II (cicit dari Sunan Gunung Jati) yang menggantikan tahta dari Sunan Gunung Jati pada tahun 1506. Keraton Kasepuhan dulunya bernama Keraton Pakungwati, sedangkan Pangeran Mas Mochammad Arifin bergelarPanembahan Pakungwati I. Sebutan Pakungwati berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati. Ia wafat pada tahun 1549 dalam Mesjid Agung Sang Cipta Rasa dalam usia yang sangat tua. Nama beliau diabadikan dan dimuliakan oleh nasab Sunan Gunung Jati sebagai nama Keraton yaitu Keraton Pakungwati yang sekarang bernama Keraton Kasepuhan. Keraton ini terletak bersebelahan dengan Keraton Kanoman dan Keraton Kacirebonan.
            Struktur bangunan di keraton ini di dominasi oleh budaya China, Eropa, dan Jawa. Terlihat dari struktur depan yang kental akan bangunan Jawa berupa benteng, pendopo dan gapura yang dihiasi dengan budaya China berupa keramik-keramik berelief yang ditempelkan pada tiap elemennya. Namun pada bagian dalamnya sangat kental dengan bangunan Eropa, dengan berdiri tembok yang kokoh seperti bangunan eropa pada zaman itu, dan kembali dihiasi dengan ornamen China berupa keramik berelief.


          Di depan Keraton terdapat alun-alun Sangkala Buana dan tepat disamping keraton terdapat sebuah masjid yaitu Masjid Sang Cipta Rasa yang erat kaitannya dengan sejarah Para Wali.
          Jika kita masuk lebih dalam keraton ini menyediakan sebuah ruangan-ruangan yang menyimpan benda-benda bersejarah, seperti alat perang yang berupa keris, trisula, gadha, pedang, kujang, baju zirah, meriam. Ada juga alat-alat tradisional yang diguakan pada masa itu. Disini juga terdapat kereta kencana yang berfungsi sebagai kendaraan kerajaan pada masa itu yaitu Kereta Singa Barong.

No comments:

Post a Comment